Istirahat menjadi hal yang sangat berharga di tengah aktivitas yang begitu padat. Istirahat seperti barang antik yang sulit didapatkan bagi orang-orang yang terlalu sibuk. Bukan hanya kesehatan, istirahat juga menjadi barang yang mahal.
Source: Pinterest
Manusia merupakan makhluk sosial yang hakikatnya selalu berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Proses interaksi yang dilakukan oleh setiap orang berbeda-beda. Perbedaan tersebut menjadikan pola interaksi yang bermacam dan memiliki cirikhas tertentu.
Dalam ilmu sosiologi, interaksi terbagi menjadi tiga jenis yaitu interaksi individu dengan individu, interaksi individu dengan kelompok, dan interaksi kelompok dengan kelompok. Dalam proses interaksi tersebut tidak lepas dari konsekuensi untuk melakukan suatu hal atau kegiatan. Kegiatan dalam interaksi ada yang bersifat individu maupun kolektif.
Kegiatan individu merupakan kegiatan personal yang biasanya lebih berkaitan dengan kegiatan yang bersifat untuk kepentingan pribadi. Contoh dari kegiatan individu adalah membaca, menulis, melukis, dll. Sementara kegiatan kolektif adalah aktivitas yang dilakukan oleh dua orang atau lebih atau aktivitas yang dilakukan secara bersama-sama. Contoh kegiatan kolektif yaitu diskusi, ngobrol, dll.
Sebagai seorang mahasiswa kita dalam sehari-hari pasti disibukkan dengan berbagai macam aktivitas, baik akademik maupun non-akademik, kegiatan dalam kampus maupun di luar kampus yang menguras tenaga dan pikiran. Bahkan terkadang kegiatan tersebut sering terjadi benturan yang tentunya menguras tenaga dan pikiran lebih ekstra.
Kegiatan perkuliahan yang menuntut mengerjakan tugas dalam bentuk tulisan dan mempresentasikan dalam pertemuan kemudian didiskusikan merupakan kegiatan yang sudah biasa bagi mahasiswa. Aktivitas semacam itu jika tidak dilakukan dengan konsentrasi penuh mengakibatkan aktivitas yang kurang maksimal dan menjadikan ketidakefektifan dalam kegiatan. Melakukan aktivitas yang kurang maksimal tidak hanya berdampak pada hasil yang kurang maksimal, tetapi juga akan menguras energi yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama serta akan membuat tubuh dan pikiran kita lelah. Selain membuat lelah, baik tenaga dan pikiran, juga akan mengurangi potensi yang seharusnya bisa menyerap informasi dengan lebih banyak, namun harus terhambat karena ketidakmaksimalan dalam melakukan suatu kegiatan.
Hal semacam itu jika berlangsung secara berkelanjutan akan mengakibatkan tubuh dan pikiran kita lelah sehingga kurang bergairah untuk melakukan suatu hal, yang artinya akan menurunkan kualitas dalam beraktivitas. Yang dapat dilakukan saat kondisi lelah adalah istirahat. Istirahat dalam hal ini yaitu mengambil jeda sejenak untuk merelaksasikan tubuh dan pikiran agar ke depannya bisa lebih maksimal dalam mengerjakan kegiatan selanjutnya.
Istirahat menjadi hal yang sangat berharga di tengah aktivitas yang begitu padat. Istirahat seperti barang antik yang sulit didapatkan bagi orang-orang yang terlalu sibuk. Bukan hanya kesehatan, istirahat juga menjadi barang yang mahal.
Terdapat istilah yang diberikan oleh sarjana bahasa dan sastra Universitas Washington, Barbara Oakley berkaitan dengan istirahat, yaitu “the diffuse mode” (mode difusi). Yaitu mode dimana kita berkhenti sejenak untuk mengembalikan fungsi-funsi tubuh yang tidak maksimal, seperti energi, pikiran, otot dan yang lainnya.
Misalnya di tengah mengerjakan suatu hal seperti menulis
artikel, kita bingung untuk menulis apa dan seakan pikiran sudah di ujung batas
sehingga kita tidak memiliki ide, biasanya disebut writer’s block. Maka hal
yang sebaiknya kita lakukan adalah berhenti untuk mengambil jeda sejenak dengan
tujuan mengembalikan energi sehingga akan maksimal dalam melanjutkan menulis
artikel. Begitu pula pada aktivitas lainnya, seperti dalam organisasi dan
perkuliahan.
Maka dari itu di tengah intensitas aktivitas kita yang
padat, sisihkan sedikit waktu untuk mengembalikan tenaga dan me-refresh
pikiran untuk memaksimalkan aktivitas. Ada pepatah yang mengatakan “istirahat
sebelum istirahat itu terlarang”.
Oleh: Abdullah Farhan