Mana yang Kau Sebut Raja?


Aku rindu bersajak
Memaknai bunga-bunga layu
Menari dalam kata dan sastra
Mendengarkan riuh isi kepala

Kalam-kalam laut yang sunyi
Semilir anginnya yang memeluk sepi
Pemandangan yang begitu teduh
Namun kini sudah runtuh

Kemerdekaan seperti milik si tuan
Dengan tangan besi penuh kilatan
Berjalan pongah di depan semua orang
Alih-alih mengulurkan tangan
Sepatunya saja ingin segera beranjak pulang

Menuju istana megah penuh kebohongan
Pilar-pilar tinggi dari korupsi
Cawan-cawan emas hasil merampas
Tak ada salahnya, toh dia bahagia

Bahagia apanya?
Lihat saja dasinya tak sama rata
Bajunya kusut tertimbun asa
Hatinya keras, selalu waspada

Sedang di sebrang sana
Seutas senyum ketulusan
Dengan gerobak penuh kejujuran
Dibalut dengan hati yang begitu lapang

Tak peduli air hujan mengguyur wajahnya
Koran-koran yang terjulur begitu saja
Kulit kusam terbakar Surya
Dihatinya subur taman bahagia

Ambil semaumu tuan
Karena uang mereka akan menenggelamkanmu
Tangisan mereka menjelma hantu 
Buat apa harta itu, kalau kau dapat dari menipu?

Oleh: Leni Nur Azizah (Kader PMII Rayon Ushuluddin UIN Walisongo Semarang)

Post a Comment

sahabat PMII wajib berkomentar untuk menunjang diskusi di dalam blogger

Lebih baru Lebih lama