Elak, Figur Perempuan yang Terpilih Menjadi Ketua Almapaba PMII Rashul


PMII Rashul (15/11) – Perempuan kelahiran Mei 2003 yang kerap disapa Laelatul Muniroh atau Elak baru saja terpilih sebagai Ketua Alumni Masa Penerimaan Anggota Baru (Almapaba) Rayon Ushuluddin (RASHUL) Komisariat UIN Walisongo Semarang. Pada mulanya, jika menilik dari jejak proses semenjak di bangku madrasah, Elak memang sudah pernah berkecimpung di dunia organisasi meskipun ia juga menjadi santri.  

“Saya merasa ketika masuk organisasi itu bisa menemukan dan belajar banyak hal. Dan pilihan saya menjadi murid sekaligus nyantri tidak menyurutkan niat berproses di organisasi karena justru disitu saya bisa bermanfaat untuk orang lain. Dan menjadi santri semestinya juga bukan sebuah halangan untuk berproses dimana saja”. Jelas Elak. 

Ketika di Madrasah Tsanawiyah (MTs), ia mengenyam pendidikan di MTs Nahdlatul Ulama (NU) Al-Sya’iriyah Limpung sekaligus menjadi santri di Pondok Pesantren TPI Al-Hidayah Plumbon, Limpung, Batang, Jawa Tengah. Elak berpartisipasi dalam beberapa kepengurusan seperti di OSIS, IPPNU, Pramuka Penegak, hingga Palang Merah Remaja (PMR). 

Berlanjut saat di Madrasah Aliyah (MA) Takhassus Al-Sya’iriyah Limpung. Elak juga aktif dalam beberapa organisasi diantaranya OSIS sebagai koordinator bidang, dan Badan Pengurus Harian (BPH) di pramuka Bantara, Lembaga Pers Siswa (LPS), serta IPPNU. 

“Selain perempuan sudah mendapatkan hak untuk dapat menuntut ilmu di pendidikan formal maupun non formal, sekarang kan perempuan juga sudah bisa berperan aktif di ranah publik dari perihal yang paling kecil, mempunyai hak yang sama seperti mengikuti organisasi, mestinya dapat menjadi sarana startegis untuk berproses melatih diri”. Jawabnya ketika ditanya mengapa ia gemar mengikuti organisasi sebagai perempuan. 

Pasca lulus dari MA, saat di bangku kuliah Elak mengambil jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT) sekaligus santri di Pondok Pesantren Al-Ma’rufiyyah. Semenjak menginjakkan kaki di dunia perkuliahan, Elak semakin tertarik untuk aktif dalam pelbagai kegiatan baik yang ada di dalam maupun di luar kampus. 

Semangatnya semenjak menjadi mahasiswa baru dan pengalaman yang ia miliki sebelumnya itulah yang membawanya sampai pada MAPABA kemarin. Hingga akhirnya saat pemilihan ia memberanikan diri untuk maju sebagai kandidat Ketua Almapaba. 

Meski pada awalnya ia tidak ada maksud untuk mengajukan diri menjadi ketua, pasca mendapatkan materi Studi Pengantar Gender di MAPABA, Elak mengatakan mulai menyadari bahwa ternyata tidak hanya laki-laki saja yang bisa memimpin, perempuan juga bisa. Terlebih, peran-peran perempuan sebagai pemimpin dalam lingkup proses terdekatnya yakni di kampus.

“Meskipun saya perempuan, saya ingin membuktikan bahwa saya mampu dan yakin kalau perempuan itu berdaya dalam memimpin sama halnya dengan laki-laki”. Ungkapnya saat ditanya perihal alasan ia memutuskan untuk maju, Senin (15/11). 

Selain faktor tersebut, Elak juga termotivasi ingin menjadi Ketua Almapaba karena di PMII Rayon Ushuluddin Komisariat UIN Walisongo Semarang, Ketua Almapaba perempuan yang terakhir kali adalah di tahun 2012. 

“Tentu bukan keputusan yang mudah untuk memberanikan diri sebagai ketua almapaba, apalagi sepuluh tahun terakhir kedudukan Ketua Almapaba semuanya adalah laki-laki. Namun saya berusaha memulai kembali untuk berkontribusi mengakomodir dan merangkul angkatan 2021 supaya solid dan berkomitmen untuk berproses di PMII”. Jelasnya.  

Elak berharap, pasca MAPABA ini ia dapat merapatkan barisan untuk bersama-sama menempa diri sebagai kader PMII dengan memegang prinsip yang kuat dan pantang berhenti meninggalkan proses sekalipun di depan tentu masih ada banyak hal yang perlu dihadapi. Karena bagi Elak, menyatukan visi angkatan dalam mengoptimalkan kekuatan gerakan kolektif menjadi sangat penting untuk menjaga komitmen bersama. 

Sebagai Ketua Almapaba 2021 perempuan, Elak mengatakan sudah semestinya menjadi sebuah kemajuan dan gebrakan baru sebagai pembuktian progresivitas perempuan dalam perannya di dimensi publik, terutama kancah demokrasi politik pada lingkup organisasi ekstra kampus. Terlebih, melihat dari sejarahnya Ketua Almapaba yang terpilih dari tahun ke tahun didominasi oleh laki-laki, meskipun terdapat kader-kader perempuan yang mengajukan diri sebagai kandidat.  

 (Elviana Feby Dwi Jayanti) 

Post a Comment

sahabat PMII wajib berkomentar untuk menunjang diskusi di dalam blogger

Lebih baru Lebih lama