Ketika Tuhan Tak Lagi Dibutuhkan

berakhlak dan bermoral. Konsekuensi kedua yaitu membuat kehidupan kita lebih damai, karena  apapun peristiwa yang kita alami, yang kita ingat pertama kali adalah Allah ta’ala.

Judul buku : Ketika Tuhan Tak lagi Dibutuhkan
Penulis : Ahmad Rifa’i Rif’an
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Kota penerbit : Jakarta
Tahun terbit : Cetakan pertama: Mei 2017 (cetakan kelima: November 2018)
Halaman : 228 halaman

Resensi Buku
Buku Ketika Tuhan tak lagi dibutuhkan ini merupakan salah satu buku terlaris yang ditulis oleh Ahmad Rifa’i Rif’an, penulis muda yang sangat produktif. Buku yang ditulis tahun 2017 ini langsung disambut oleh pembaca hingga mendapat predikat Best Seller. 

Buku ini mengajarkan tentang hal-hal yang seharusnya kita lakukan sebagai makhluk  tuhan. Di dalam riuh laju hidup manusia, selalu ada pilihan antara mengejar kesenangan yang  selalu datang dan pergi tanpa henti, atau menjemput kebahagiaan hakiki ketika Tuhan dijadikan  sandaran. Melalui penuturan tanpa menggurui, buku ini memaparkan bagaimana menjalani  hidup dalam modernnitas tanpa meninggalkan makna hidup itu sendiri, dengan tuhan yang  maha Esa pencipta sebagai tolak ukur segala langkah kita. Hanya saja kekurangan dalam buku  ini masih terdapat banyak kalimat typo sehingga menjadikan si-pembaca kurang menikmati ketika membaca buku tersebut.

Terdapat pernyataan yang menarik pada buku ini yaitu: Manusia jadi bermoral karena percaya Tuhan? Atau Manusia percaya Tuhan karena manusia bermoral? 

Jawaban atas pernyataan tersebut masih menyisakan perdebatan. Ada sebagian orang  yang lebih percaya pada pernyataan kedua yakni didasarkan pada perkembangan manusia yang  sebenarnya sudah mengenal etika dan moral, bahkan sebelum mereka mengenal tuhan. 

Ketika Tuhan tak lagi di butuhkan, buku ini bisa menjadi perenung bersama bahwa  konsekuensi keimanan sungguh agung. Dua di antaranya adalah membuat kita menjadi berakhlak dan bermoral. Konsekuensi kedua yaitu membuat kehidupan kita lebih damai, karena  apapun peristiwa yang kita alami, yang kita ingat pertama kali adalah Allah ta’ala.

ditulis oleh Sahabati Nelli
(Anggota Biro Media dan Penulisan)



Lihat juga

Aktivis tanpa Literasi


Post a Comment

sahabat PMII wajib berkomentar untuk menunjang diskusi di dalam blogger

Lebih baru Lebih lama