dok. republika.co.id |
Kebiasaan tersebut diperoleh anak karena dorongan lingkungan yang mendukung untuk melakukan hal tersebut, karena seorang anak pada dasarnya belajar dari hal-hal yang dilakukan oleh orang dewasa yang sering kita sebut dengan tingkah meniru.
Masa kanak-kanak merupakan masa yang masih sangat labil, dan rentan untuk dipengaruhi. Mereka masih dalam tahap belajar sesuai dengan apa yang mereka dengar dan lihat. Di sinilah peran orang tua dibutuhkan untuk membentuk karakter anak sejak dini, sebagai pedoman agar menjadi manusia yang berakhlakul karimah dimasa mendatang. Dalam firman Allah SWT Q.S An- Nahl: 87 termaktub sebagai berikut;
والله اخرجكم من بطون امهاتكم لا تعمون شيئا وجع لكم السمع والابصار والافئدة لعلكم تشكرون
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (Q.S. An-Nahl: 78).
Salah satu hal terpenting yang wajib diajarkan oleh orang tua kepada anaknya adalah pendidikan islami. Pendidikan islami merupakan pendidikan yang di dalamnya terdapat pengetahuan untuk membentuk kepribadian dan sikap seorang anak. Dalam mengajarkan pendidikan islami, orang tua hendaknya berpegangan atau berpedoman terhadap wahyu Allah SWT yang dimu’jizatkan kepada Muhammad SAW sebagai utusan-Nya dan berupa Al-Qur’an. Penanaman pendidikan islami yang dibudayakan oleh orang tua merupakan tonggak awal bagi terbentuknya generasi qur’ani.
Generasi qur’ani merupakan sebuah generasi yang yang dalam berperilaku selalu berpegang teguh pada ajaran-ajaran Al-Qur’an. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk menjadikan anaknya generasi Qur’ani.
Salah satu hal mendasarnya adalah membiasakan anak untuk membaca sejak dini. Membaca merupakan jendela dunia, dengan membaca kita bisa mengetahui banyak hal dan sebaik-baiknya bacaan yang bisa kita baca adalah Al-Quran. Membiasakan anak untuk membaca Al-Qur’an adalah langkah awal untuk anak mengetahui beberapa hal yang diperintahkan dan dilarang oleh Islam.
Orang tua bisa membimbing anak untuk membaca Al-Qur’an dengan metode yang menyenangkan seperti disuguhi dengan cerita-cerita nabi yang tertera dalam Al-Qur’an, agar anak merasa tertarik untuk belajar. Kemudian setelah anak memiliki budaya membaca, orang tua bisa menuntun anak untuk mulai menghafal Al-Qur’an.
Budaya menghafal bisa ditanamkan sejak dini, mulai dari menghafal surat-surat pendek dan surat-surat penting lainnya, dan yang terakhir adalah orang tua mengajarkan anak untuk mengamalkan tentang apa yang telah mereka pelajari, yaitu dari yang mereka baca dan mereka hafalkan. Setelah melewati tahap tersebut, anak akan lebih mudah dibentuk karakter dan atau kepribadiannya berdasarkan ajaran-ajaran yang termaktub didalam Al-Qur’an.
Untuk itu, dalam menumbuhkan generasi Qur’ani peran orang tua sangatlah dituntut, karena kepribadian seorang anak notabenenya masih labil dan selalu meniru apa yang ada di lingkungannya. Sebagai orang tua, hendaklah kita menciptakan lingkungan yang islami dan cinta akan Qur’an.
Mendidik anak dan membiasakan mereka untuk tidak terlalu larut pada perkembangan zaman yang cenderung membawa dampak buruk, seperti game pada gawai adalah salah satu langkah kecil untuk perubahan yang besar. Karena pada faktanya, banyak sekali anak kecil yang lebih tertarik bersama Gaway dibanding bersama Al-Qur’an. Semoga dengan menanamkan pendidikan islami, bisa menumbuhkan generasi Qur’ani yang dapat membawa perubahan dan peradaban dunia.
*Ditulis oleh; Esa Darojatul Uluwiyah, Anggota Biro Media & Penulisan