ketika segerombolan orang datang di padang ini.
Hanya untuk melihat lihat, berkisar satu jam lamanya.
Memastikan sistem alam yang sedang berjalan.
Menggunakan tangan masing-masing.
Kata kakekku, “Mereka gerombolan tamu yang harus dihormati.”
Nenekku menimpali, “Gerombolan ini adalah wujud cinta kasih Tuhan kepada kita.”
Sambil menyiapkan jamuan, kakek dan nenek saling melengkapi pujian untuk gerombolan ini.
“Apakah esok gerombolan ini akan kembali lagi?” tanyaku.
Sambil mengusap rambutku, kakek menjawab:
“Oh, cucuku. gerombolan ini hanya memiliki kesempatan hidup sekali. Hidup untuk mengerjakan tugas ini, dan kemudian mati. Mereka tidak akan pernah kembali, namun pasti akan terganti.”
Tanpa sadar, tangan kananku sudah di pelipis, dan sikuku membentuk sudut segitiga.
Hari ini sedang terang benderang.
Gerombolan tidak datang.
Namun sistem alam tetap berjalan, lancar.
Dan baru aku tahu, kini
semua orang sudah bisa menggunakan tangannya.
*Ditulis oleh Sahabati Siti Lailatul M, Anggota Biro Media & Penulisan