PMII; Ajang Aktualisasi Diri

Mencapai aktualisasi diri, seseorang memiliki tahap yang tidak mudah. Ahli jiwa termashur Abraham Maslow, mengungkapkan bahwa Aktualisasi diri adalah sebuah kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Maslow mengemukakan dalam bukunya Hierarchy of Needs, tanpa memandang suku asal usul seseorang, setiap manusia mangalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan atau pencapaian dalam kehidupannya. Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa.

Dalam aktualisasi diri seseorang, kebutuhan naluriah memiliki beberapa tahap yang harus berturut-turut terpenuhi untuk mencari tahu siapa dirinya sebenarnya, mulai dari kebutuhan fisiologi (pangan, pakaian), kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan rasa memiliki, sosial dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.

Aktualisasi diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur diri sendiri sehingga bebas dari berbagai tekanan, baik yang berasal dari tekanan internal maupun eksternal. Kita bisa saja merasa bahwa dalam berproses semua baik-baik saja, atau bahkan merasa bahwa hidup kita penuh dengan tekanan.

Seperti benturan demi benturan kegiatan, maupun kritikan ataupun saran yang tidak sesuai, hal ini merupakan hambatan dari faktor eksternal seseorang. Begitu pula rasa malas, memiliki konflik pribadi, ragu mengungkapkan potensi diri, tidak mengetahui potensi diri, hal ini merupakan hambatan dari faktor internal seseorang.

Aktualisasi diri dalam PMII

Ber-PMII berarti berani meninggalkan zona nyaman yang sudah menjadi budaya  masyarakat atau bahkan sudah mendarah daging. Tagline yang dimiliki PMII, yaitu Dzikir, Fikir, Amal Sholeh merupakan tiga hal yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pemaknaan dari hal tersebut terlaksana dengan kegiatan yang diharapkan dapat mencapai aktualisasi diri.

Mengapa? Karena selain kita mendekatkan diri kepada Allah, kita dapat mengatur diri kita dari benturan demi benturan yang ada, kita juga membebaskan diri kita dengan berfikir, serta melakukan hal baik, melakukan gerakan sosial, peduli serta peka akan lingkungan, melakukan hal baik dapat berupa kegiatan refleksi, peringatan hari besar, sampai kepada ikut turun aksi/ ikut mengawal dalam sebuah isu kemanusiaan.

Begitu juga dengan Nilai Dasar Pergerakan (NDP) yang dimiliki PMII. NDP yang menjadi sebuah sandaran pergerakan dalam menegakkan Tauhid di kehidupan sehari-hari, sebagai panduan dalam berhubungan dengan Allah, dengan manusia, juga dengan alam. Sumber motivasi dan inspirasi pergerakan, sekaligus sebagai pendorong, penggerak dan landasan berpijak dalam kehidupan pribadi insan PMII.

PMII memiliki nilai, atas watak ke-Indonesia-an yang harus dimaksimalkan lakunya dengan komitmen setiap anggota untuk memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Ini menjadi pijakan untuk kebebasan berfikir, bermuhasabah, dan langkah bertindak PMII.

Implementasi Nilai Dasar Pergerakan

Tauhid merupakan nilai yang telah terkandung sejak awal keberadaan manusia, segala bentuk totalitas, titik puncak, pemandu dan menjadi sasaran keimanan yang mencakup keyakinan dalam hati yang ditegaskan dengan lisan dan perbuatan. Merelakan diri untuk menjadi anggota PMII pada saat pembaiatan, merupakan gerbang awal dirinya untuk mengikuti segala arus pergerakan yang ada.

Sebagai kader PMII sudah seharusnya dapat membedakan posisinya menjadi Khalifah dan menjadi hamba. Hal itulah yang nantinya akan mendatangkan rasa syukur dan merasakan kasih sayang yang telah diberi oleh Allah. Seperti kebutuhan aktualisasi diri, “kebutuhan rasa memiliki, sosial dan kasih sayang”.

Kedua pola menjadi hamba dan khalifah ini harus dijalankan secara seimbang, agar dapat mengejawantahkan prinsip Tauhid secara maksimal, dan pola hubungannya dengan Allah-pun harus dilaksanakan dengan ikhlas. Amalan-amalan yang ada dalam kegiatan PMII merupakan bentuk ibadah, karena meneruskan perjuangan ulama pendiri PMII sendiri.

Selain berhubungan dengan Allah yang merupakan bentuk totalitas pengejawantahan prinsip Tauhid, NDP juga berhubungan dengan manusia, menjalankan budaya masyarakat yang ada (senyum, sapa, salam) misalnya, menjadi bentuk keseimbangan yang tidak hanya vertikal, namun horisontal. Manusia dituntut memanfaatkan potensi yang telah dianugerahkan Allah. Pengembangan berbagai aspek budaya dan tradisi dalam kehidupan manusia pun dilaksanakan sesuai dengan nilai dari semangat yang dijiwai oleh sikap yang selaras.

Menjaga lingkungan dan peduli dengan isu kemanusiaan yang ada, menjadi bentuk implementasi NDP yang terakhir, yaitu Hablun minal alam. Dengan menyelaraskan kebutuhan dengan keadaan alam yang ada. Kedudukan menjadi khalifah sudah mengharuskan manusia menjadikan alam sebagai wahana bertauhid dan menegaskan keberadaan dirinya, bukan menjadikannya sebagai objek eksploitasi. Perlakuam baik manusia terhadap alam, akan disambut baik pula oleh alam. Kebutuhan keamanan dan keselamatan untuk mencapai aktualisasi diri seseorang akan tercapai saat semua diseleraskan dengan bijak.

Terakhir, dengan mengimplikasikan Nilai Dasar Pergerakan PMII, diharapkan kader PMII dapat mencapai aktualisasi diri, meski dengan cara yang berbeda antar satu individu dengan individu lainnya, namun tetap dalam jalur prinsip yang ada.[Intan]

Post a Comment

sahabat PMII wajib berkomentar untuk menunjang diskusi di dalam blogger

Lebih baru Lebih lama