Dua Kelompok Mahasiswa di Kampus Menara Gading

Bagi saya sebagai mahasiswa di semester tua dulu, mahasiswa sejatinya terbagi menjadi dua. Pertama mereka yang penasaran bagaimana mereka akan bekerja kelak, kerja apa, dimana, gaji berapa? Kedua mereka yang selalu penasaran untuk terus menaiki tangga mercusuar agar bisa melihat bagaimana dunia bekerja secara lebih jelas. Mereka yang masuk golongan pertama tidak terlalu terganggu dengan asal muasal uang yang menjadi gajinya per bulan, meski uang tersebut punya kaitan erat dengan penindasan manusia lain di bagian bumi lainnya. Mereka yang masuk kelompok kedua tidak jarang mau mengorbankan banyak hal berharga hanya demi menikmati pemandangan yang lebih jelas dari anak tangga yang lebih tinggi.

Terkadang, membuka mata kita secara lebar-lebar apa yang sebenarnya terjadi di dunia ini adalah hal yang paling menyakitkan yang pernah kita rasakan. Tetapi janganlah kita depresi atas hal tersebut. Bersyukurlah bahwa untuk mencapai anak tangga dan bisa melihat hal tersebut hanya beberapa orang yang mau dan mampu. Bersyukurlah karena kamu sekarang paham dan sadar dan gunakan pengelihatan dan pengetahuanmu itu sebagai dorongan membangkitkan kebaikan dalam dirimu untuk ikut andil merubah lingkungan sekitarmu.

Jangan malah putus asa kemudian berpikir bahwa tidak ada satupun hal yang bisa diubah. Lebih parah jangan jadikan spiritualitas sebagai dalih untuk dirimu menyepi dari berbagai krisis yang ada di sekitarmu. Banyak hal di sekitarmu yang membutuhkan keberpihakan dan dukungan, kita bisa memilih salah satu bidang untuk ikut andil memperbaiki hal tersebut. Layaknya orang bijak, saat saya menulis memperbaiki lingkungan sekitar, hal tersebut juga berarti memperbaiki kualitas diri sendiri.

Saya selalu heran, saat ada pengurus rayon bingung menentukan proker. Mereka mengalami keterbatasan pandangan karena kebanyakan mereka adalah mahasiswa kelompok pertama yang focus tentang bagaimana mereka akan bekerja setelah lulus. Maka anak tangga yang dinaikinya agar punya gambaran yang lebih detail tentang permasalahan masyarakat gagal terpotret. Seandainya ada satu saja diantara mereka yang menjadi bagian kelompok mahasiswa kedua, tentu mereka tahu bahwa politik kita belum lepas dari masalah seputar grontologi,  meritokrasi, money politic, nepotisme dan elite sirculation. Sementara masalah lingkungan telah melanda masyarakat pinggiran dengan kasus penggusuran dan alih fungsi lahan, keterbatasan air bersih serta sampah plastic yang menumpuk menggunung. Semakin tinggi anak tangga mercusuar yang dinaiki, semakin luas dan detail gambaran mahasiswa tentang bagaimana dunia ini sebenarnya bekerja.

Tetapi, jika kader rayon hanya berorientasi berorganisasi demi mempererat kebersamaan, salahlah kalian sejak sebelum Mapaba, salahlah pengurus yang merekrut kalian yang tidak menunjukan permasalahan kepada kalian untuk dicarikan solusinya bersama. Kalian ber-PMII agar kalian bisa membuka mata kalian lebar-lebar. Setelah itu ambil bagian. Life is hard, learn harder!

Oleh: Ahmad Muqsith, Ketua I PMII Rayon Ushuluddin masa juang 2013-2014

Post a Comment

sahabat PMII wajib berkomentar untuk menunjang diskusi di dalam blogger

Lebih baru Lebih lama